Awas Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi!
Banyak di antara kita atau orang terdekat kita yang menderita penyakit hipertensi, sehingga istilah hipertensi tentu tidak asing lagi di telinga. Kendati demikian, banyak juga yang masih belum paham mengenai asal usul penyakit hipertensi, gejala, faktor resiko, dan cara mengontrol penyakit hipertensi agar tidak menyebabkan komplikasi jangka panjang. Hipertensi disebut juga sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam, karena seringkali tidak menimbulkan gejala. Namun apabila dibiarkan tidak terkontrol dalam waktu lama, dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Yuk, kita pahami lebih dalam.
Apa itu hipertensi?
Dalam bahasa awam, hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Arti dari tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan dari dorongan aliran darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah manusia akan terus berubah, tergantung dari aktivitas yang dilakukan (seperti olahraga) dan daya tahan pembuluh darah masing-masing individu.
Tekanan darah normal adalah berkisar di angka 120/80 mmHg. Kedua angka ini menunjukkan komponen berbeda dari tekanan darah. Angka 120 adalah tekanan darah sistolik (angka atas), yaitu tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan angka 80 adalah tekanan darah diastolik (angka bawah), yaitu tekanan saat otot jantung mengalami istirahat atau relaksasi dan menerima darah dari seluruh tubuh.
Menurut dr. Vito Damay, SpJP (K), MKes, FIHA, FICA, FAsCC (spesialis Jantung dan Pembuluh Darah), diagnosis hipertensi ditegakkan apabila tekanan darah menunjukkan angka 140/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan dalam waktu yang berbeda. Tekanan darah yang tinggi akan membuat kerja jantung menjadi berat dan menganggu peredaran darah. Kondisi lain yang perlu diwaspadai adalah apabila tekanan darah melebihi 180/120 mmHg, yaitu suatu kondisi krisis hipertensi dan membutuhkan penanganan darurat berupa obat darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang dibiarkan dan tidak dikontrol akan menyebabkan berbagai komplikasi ke organ lain.
Seberapa seringkah hipertensi ditemui?
Penyakit hipertensi mengalami peningkatan angka kejadian secara global setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO) memprediksi akan terjadi perlonjakan hingga 29% pada tahun 2025. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan RI melalui Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, mengungkapkan bahwa 34,1% penduduk Indonesia mengalami hipertensi.
Apa saja penyebab hipertensi?
Penyebab hipertensi sangatlah beragam. Secara garis besar, hipertensi dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan penyebabnya, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau penyakit penyerta.
Vito Damay, SpJP (K), MKes, FIHA, FICA, FAsCC (spesialis Jantung dan Pembuluh Darah) mengatakan, penyebab utama hipertensi antara lain :
- Gaya hidup tidak sehat : kurangnya aktivitas fisik atau malas bergerak
- Pola makan : sering mengkonsumsi makanan tinggi garam seperti makanan cepat saji dan makanan kalengan. Hal ini disebabkan karena garam (Natrium) menarik banyak cairan ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah.
- Stress
- Obesitas
- Merokok : nikotin yang terkandung dalam rokok tembakau maupun rokok elektrik dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga meningkatkan tekanan darah sistolik sebanyak 4 mmHg.
- Mengkonsumsi alkohol berlebihan.
- Mengkonsumsi minuman tinggi kafein, seperti teh dan kopi.
Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit ginjal, penyakit tiroid, diabetes, sedang hamil, mengkonsumsi pil KB atau menggunakan terapi pengganti hormon, dan lain-lain.
Selain itu, ada juga faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi, yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena hipertensi. Faktor resiko ini antara lain :
- Jenis kelamin : pria lebih mungkin mengalami darah tinggi dibandingkan wanita
- Usia : semakin usia bertambah tua, pembuluh darah semakin menebal dan elastisitasnya berkurang sehingga tekanan akan meningkat.
- Etnis : hipertensi lebih sering terjadi pada keturunan Afrika daripada Asia
- Faktor keturunan atau genetik
Tanda dan Gejala Hipertensi
Hipertensi kerap kali tidak menunjukkan gejala apapun atau hanya gejala ringan saja yang seringkali terabaikan. Namun kita harus waspada dalam mengenali gejala hipertensi agar pengobatan dapat dilakukan sedini mungkin.
Tanda dan gejala hipertensi secara umum adalah sebagai berikut :
- Sakit kepala
- Pusing dan gangguan keseimbangan
- Penglihatan menjadi buram
- Telinga berdenging
- Mimisan
- Detak jantung tidak teratur
- Mual dan muntah
- Sensasi berdetak di dada, leher, atau mendengar suara berdetak di telinga
- Nyeri dada atau sensasi tidak nyaman di dada
- Sesak napas
- Merasa kelelahan
- Kebingungan
- Terdapat darah dalam urine
Apabila Anda merasa mengalami salah satu gejala di atas, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter umum terdekat. Dokter umum akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengecek tekanan darah Anda. Jika tekanan darah terbukti tinggi, maka Anda akan diberikan obat oleh dokter yang harus diminum secara patuh. Namun jikalau dokter menemukan kelainan penyerta, maka dokter umum akan menganjurkan Anda berkonsultasi dengan spesialis.
Pengobatan Hipertensi
Apakah hipertensi dapat disembuhkan? Jawabannya adalah tergantung penyebabnya. Apabila Anda mengidap hipertensi primer, maka tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol dengan obat-obatan dan perubahan gaya hidup. Jika diagnosis hipertensi sudah ditegakkan, maka Anda harus meminum obat seumur hidup untuk mengontrol tekanan darah. Tetapi jika penyebab hipertensi adalah hal tertentu seperti kehamilan, maka setelah masa kehamilan selesai, tekanan darah Anda dapat kembali normal. Oleh sebab itu, walaupun hipertensi tidak menimbulkan gejala dan Anda merasa tekanan darah sudah turun dengan konsumsi obat, bukan berarti Anda sudah sembuh dari hipertensi. Obat tetap harus diminum untuk mencegah tekanan darah kembali tinggi dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Tips Menjaga Tekanan Darah di Rumah
Selain mengkonsumsi obat dengan rutin, terapi hipertensi juga harus diikuti dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Beberapa hal yang dianjurkan oleh dr. Vito Damay, SpJP (K), MKes, FIHA, FICA, FAsCC (spesialis Jantung dan Pembuluh Darah), yang dapat Anda lakukan di rumah adalah :
- Diet rendah garam
- Diet seimbang antara karbohidrat, lemak, protein, dan mineral
- Diet rendah gula
- Perbanyak sayur dan buah
- Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak dan tinggi kolesterol, seperti gorengan dan makanan bersantan
- Olahraga teratur, selama 30 menit setiap harinya.
- Stop merokok dan konsumsi alkohol
- Kurangi teh dan kopi yang mengandung kafein
- Menurunkan berat badan jika Anda mengalami obesitas
Lakukan upaya perubahan gaya hidup ini secara konsisten. Perubahan kecil namun jika dilakukan terus-menerus, niscaya akan memberikan manfaat daripada tidak dilakukan sama sekali. Dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, maka tekanan darah dapat diturunkan dan mencegah kenaikkannya di kemudian hari di usia tua.
Komplikasi Hipertensi
Hipertensi sering juga disebut sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam. Penyakit ini kerap tidak menimbulkan gejala, namun komplikasi yang diakibatkan sangatlah fatal. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan berbagai penyakit lain, seperti pembengkakan jantung (gagal jantung), serangan jantung, stroke, penyakit ginjal, kerusakan mata, disfungsi seksual, demensia, dan gangguan pembuluh darah.
Jangan ragu untuk segera memeriksakan tekanan darah Anda ke dokter. Tekanan darah merupakan salah satu dari tanda vital manusia, sehingga sangat penting untuk dicek. Semakin dini hipertensi diketahui dan diatasi, maka semakin rendah resiko komplikasi yang akan terjadi. Bagi Anda yang sudah mengidap penyakit hipertensi, tetap semangat, patuh minum obat, dan perbaiki pola hidup. Kesehatan itu mahal harganya, maka jagalah kesehatan jantung Anda sebaik mungkin.
Penulis : dr. Nathania Purnomo
Penerbit : doktervito.com
Gambar : watsonshealth.com