Berawal dari Jantung Berdebar, Bisa Berujung Lumpuh

Pernah mendengar penyakit yang menyebabkan penderitanya lumpuh sebelah badan dan bibir atau mulutnya miring sebelah? Itu adalah gambaran umum pada penyakit stroke. Penderitanya biasanya sudah tidak mampu lagi beraktivitas fisik secara normal. Jangankan untuk bekerja, kemungkinan untuk merawat diri sehari-hari saja sudah kesulitan. Ironisnya, penyakit ini dapat menyerang seseorang di usia yang sebenarnya masih produktif. Salah satu penyebab dari stroke adalah kelainan jantung yang disebut atrial fibrilasi.

Atrial fibrilasi, gangguan yang bisa sebabkan stroke

Atrial fibrilasi adalah kondisi detak jantung yang tidak teratur dan cenderung cepat alias berdebar-debar. Orang yang mengalami atrial fibrilasi akan berpeluang 5-7 kali lebih besar mengalami stroke  kali lipat pada penderita kelainan irama jantung ini.

Selain menyebabkan detak jantung tidak beraturan, kondisi ini juga membuat aliran darah ke rongga jantung tidak normal, sehingga menimbulkan pembekuan darah. Bekuan  darah dari jantung ini dapat menyumbat aliran di pembuluh darah otak.

Gejala Atrial Fibrilasi yang mesti diwaspadai

Keluhan berdebar, detak jantung dirasakan tidak beraturan, pusing atau lekas lelah merupakan gejala yang membawa seseorang memeriksakan diri ke dokter. Bahayanya, seringkali atrial fibrilasi sangat tenang dan tidak dirasakan hingga suatu saat menyebabkan stroke.

Seberapa sering kelainan ini terjadi?

Gangguan irama jantung yang paling sering ditemukan adalah Atrial fibrilasi. Diketahui bahwa ada 1-2% kasus dari populasi umum. Namun, kejadian gangguan irama jantung tipe ini dapat meningkat hingga 10-20% bila kita khusus mengamati kelompok orang-orang yang lebih tua.

Di Amerika diperkirakan sekitar 2,2 juta orang mengalami atrial fibrilasi. Massimo Zoni-Berisso dalam Clinical Epidemiology memperkirakan pada tahun 2030 akan terdapat 14-17 juta kasus Atrial fibrilasi, dengan memperkirakan  kasus baru per tahun sekitar 120,000-215,000 kasus.

Bagaimana Atrial fibrilasi dideteksi?

Detak jantung dipengaruhi oleh aktivitas listrik jantung yang dihantarkan secara teratur sehingga detaknya mengikuti sebuah irama yang konstan, walaupun pada berbagai kondisi detaknya dapat bertambah cepat atau melambat.

Pemeriksaan dokter dapat mendeteksi kelainan aktivitas listrik jantung ini, ditunjang dengan alat diagnostik rekam jantung; Elektrokardiografi ( EKG) dan

Holter monitor adalah pemeriksaan yang paling sering ditemukan di berbagai rumah sakit di  Indonesia.

Elektrokardiografi bahkan terdapat di banyak klinik dan PUSKESMAS. Saat ini di rumah sakit besar di kota-kota besar Indonesia mungkin menyediakan EKG tanpa kabel yang memungkinkan alat tersebut memantau irama jantung pasien dalam durasi yang lebih lama.

Bagaimana penanganan atrial fibrilasi ini?

Anda akan membutuhkan obat pengencer darah untuk mencegah stroke. Obat pengencer darah dapat menurunkan risiko stroke hingga 67%, dan menurunkan risiko kematian 26% dibandingkan penderita yang tidak menggunakan obat pengencer darah. Obat-obatan lain yang diberikan biasanya ditujukan untuk mengendalikan irama atau laju jantung.

Selain itu, terdapat metode ablasi menggunakan alat canggih elektrofisiologi yang dapat mengendalikan laju atau irama jantung ini apabila kriteria penderita sesuai indikasinya.

Pemeriksaan USG jantung ( echocardiography) atau CT scan koroner juga mungkin akan dilakukan untuk mengetahui kelainan lain yang mungkin menyebabkan kelainan irama jantung; seperti penyakit jantung koroner, atau pembengkakan jantung.

Bagikan Artikel Ini

Share your thoughts

Open chat
Tanya Dokter Vito
Hai, silakan tanya mengenai kesehatan anda ke dr. Vito dan VIPMED specialist team disini.