D-dimer, Pembekuan Darah, dan COVID-19
Akhir-akhir ini, sedang ramai dibicarakan mengenai gangguan pembekuan darah yang disebabkan oleh COVID-19, bahkan juga terjadi pada penyintas COVID atau pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID. Bagaimana fakta dan mekanismenya?
Pasien yang sedang menjalani perawatan akibat COVID-19 dan para penyintas COVID-19 harus tetap waspada terhadap komplikasi yang dapat terjadi atau menetap, misalnya sesak nafas, cepat lelah, gangguan indera, dan lain-lain. Fenomena ini disebut sebagai Long COVID atau COVID yang berkepanjangan. Salah satu gejala yang termasuk ke dalam Long COVID yang saat ini ramai diperbincangkan adalah kondisi pembekuan darah atau koagulopati. Sebenarnya, apa kaitannya antara pembekuan darah dengan COVID-19?
Pada kondisi normal, tubuh kita memiliki mekanisme pembekuan darah sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap suatu luka. Apabila terjadi luka, kita akan berdarah, dan tubuh akan mencoba menghentikan darah yang keluar dengan membekukan darah. Contoh paling mudah yang dapat terlihat adalah terbentuknya koreng pada bekas luka. Koreng atau bekuan darah tersebut mencegah darah merembes keluar terus-menerus. Namun, pembekuan darah yang tidak diperlukan, akan berbalik menjadi merugikan, contohnya mengakibatkan serangan jantung, stroke, sumbatan pada pembuluh darah vena, dan kondisi medis lain.
Pada kondisi terinfeksi COVID-19, tubuh kita mengalami inflamasi atau peradangan secara sistemik akibat infeksi virus SARS CoV-2 yang akhirnya menyebabkan kondisi koagulopati atau pembekuan darah. Darah memiliki kecenderungan untuk menggumpal dan ikut mengalir dengan aliran darah, pada akhirnya akan menyumbat pembuluh darah di seluruh tubuh, seperti pembuluh darah jantung, otak, maupun pembuluh darah balik atau vena. Apabila gumpalan darah menyumbat pembuluh vena jantung yang seharusnya mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru untuk pertukaran oksigen, maka tidak ada aliran darah dari jantung kanan yang mengalir ke paru-paru. Akibatnya, saturasi Oksigen dapat mendadak turun dan menyebabkan pasien meninggal.
Menurut dr. Vito Damay, SpJP (K), MKes, FIHA, FICA, FAsCC (spesialis Jantung dan Pembuluh Darah), pemeriksaan laboratorium yang dapat dilihat sebagai parameter penggumpalan atau pembekuan darah ini adalah D-dimer. Pemeriksaan D-dimer digunakan untuk melihat fragmen protein yang muncul ketika bekuan darah larut dalam tubuh. Semakin tinggi kadar D-dimer, maka semakin kuat adanya dugaan pembekuan darah. Pada pasien dengan COVID-19, rutin diperiksakan D-dimer untuk melihat kondisi pembekuan darah akibat virus Corona dan dapat digunakan sebagai prediktor kesembuhan pasien atau keparahan penyakit COVID-19. Nilai batas normal D-dimer adalah 500 ng/mL.
Untuk mengatasi kondisi pembekuan darah akibat COVID-19 ini, dibutuhkan obat pengencer darah atau antikoagulan. Pilihan pertama adalah LMWH atau Low Molecular Weight Heparin. Pilihan kedua adalah Unfractioned Heparin. Obat ini bekerja untuk mencegah pembekuan atau koagulasi darah. Penggunaan antikoagulan harus dibawah pengawasan dokter spesialis Jantung dan Pembuluh Darah atau dokter spesialis Penyakit Dalam. Karena penggunaan obat yang berlebihan atau tidak terkontrol dapat menyebabkan resiko pendarahan.
Vito Damay, SpJP (K), MKes, FIHA, FICA, FAsCC (spesialis Jantung dan Pembuluh Darah) mengatakan,banyak minum air putih bukanlah obat untuk mengurangi kondisi pembekuan darah pada pasien COVID-19. Air putih adalah kebutuhan dasar manusia karena komponen dua pertiga tubuh kita terdiri dari air. Kurangnya air putih menyebabkan hemokonsentrasi atau pengentalan darah yang sama sekali berbeda dengan pembekuan atau penggumpalan darah. Pembekuan darah dapat menyebabkan komplikasi yang lebih fatal seperti penyumbatan pembuluh darah vena (venous thromboembolism) atau penyumbatan pembuluh darah paru (pulmonary embolism), yang dapat menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, kondisi pembekuan darah pada pasien COVID-19 membutuhkan obat secara khusus di bawah pengawasan dokter, bukan hanya dengan minum air putih yang banyak.
Penulis : dr. Nathania Purnomo
Penerbit : doktervito.com