FAQ

Pertanyaan yang paling sering ditanyakan seputar jantung.

53726644_735239713537096_4856150449405211491_n

Masyarakat kita cenderung terlalu baik dan perduli, jadi ketika dapat informasi langsung ingin membagikan kepada orang lain. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi yang memudahkan untuk menyebarkan informasi tanpa terlebih dahulu memastikan sumber dan kebenaran dari informasi tersebut.

Anda seharusnya tidak perlu merasa menderita sakit jantung, karena diakibatkan oleh informasi yang salah. Untuk mengetahui lebih dalam lagi soal kesehatan jantung Anda, simaklah lima pertanyaan umum berikut beserta jawabannya.

Pada usia 20-an, perlukah khawatir soal kesehatan jantung pada kemudian hari?

Menurut Jennifer H Mieres, profesor kardiologi dan kesehatan populasi di North Shore-LIJ Health System, Amerika Serikat, saat menginjak usia 20-an tahun, seseorang tidak perlu terlalu mencemaskan kesehatan jantung mereka. Jika stres karena hal tersebut, justru hal itu akan berakibat buruk terhadap kesehatan jantung.

Namun, jika pada usia 20-an gaya hidup Anda sudah tidak sehat, seperti sering makan makanan cepat saji dan minum bir berlebihan, Anda harus sudah waspada. Asosiasi Jantung Amerika (AHA) merekomendasikan, pemeriksaan jantung harus dimulai sejak usia 20 dan dilanjutkan setiap lima tahun. Pemeriksaan minimal meliputi cek kolesterol, gula darah, dan indeks massa tubuh.

Diet vegan cegah penyakit jantung, benarkah?

Chrisandra Shufelt, direktur dari Barbra Steisand Women’s Health Center di Cedars-Sinai Heart Institute, Los Angeles, mengatakan, diet vegan tidak selalu dapat mencegah penyakit jantung. Beberapa pelaku diet masih makan snack yang berupa keripik dan kue kering yang meningkatkan kadar gula darah dan berat badan. Diet vegan juga umumnya membuat pelakunya kekurangan vitamin B12, zat gizi yang berperan untuk kesehatan darah dan sel saraf yang ditemukan pada makanan berbasis hewan.

Orang tua mengalami serangan jantung pada usia 60-an. Apakah saya akan mengalami hal yang sama?

Penyakit jantung bisa menurun. Namun, menurut AHA, 80 persen risikonya bisa dicegah. Kuncinya ialah dengan mengelola faktor risiko perilaku dengan baik. Mengurangi stres, olahraga teratur, dan diet mediterranean (memperbanyak sayur, buah, dan biji-bijian utuh dibanding makanan hewani) dapat menurunkan risiko tersebut.

Denyut jantung tidak teratur, mungkinkah?

Ketika otot jantung berkontraksi lebih awal, denyut jantung pun bisa mengalami lompatan. Patricia Vassallo, pakar kardiologi, mengatakan, dalam istilah medis, kondisi ini juga dikenal sebagai prematur atrial kompleks (PAC). “Kondisi ini sebenarnya tidak terlalu buruk meski terjadi setiap hari. Namun, segeralah periksa ke dokter jika gejalanya juga disertai dengan pusing sebab bisa jadi masalah jantung yang lebih serius,” ujarnya.

Seseorang yang pekerja keras dan pencandu adrenalin berisiko lebih tinggi untuk penyakit jantung?

Tingginya tingkat hormon stres kortisol dan adrenalin di dalam tubuh akan meningkatkan tekanan darah. Dalam beberapa kasus, asupan adrenalin yang intens bahkan dapat memicu serangan jantung, dengan gejala nyeri dada, berkeringat, dan napas pendek.

Open chat
Tanya Dokter Vito
Hai, silahkan tanya mengenai kesehatan anda ke dr. Vito dan tim Jakarta Varices Clinic disini