JAJANAN PASAR DAN KOLESTEROL TINGGI

Apakah benar jajanan pasar harus dijauhi orang yang berkolesterol tinggi? Benarkah makanan tersebut akan meningkatkan kolesterol anda? Bukan kah tidak semua makanan tersebut terlihat berlemak? Bukankah makanan yang tidak digoreng berarti sehat?

Jajanan pasar seperti lemper, kroket, risol, combro, cireng, kue mangkok, dan kue lapis sudah menjadi kegemaran sebagian besar masyarakat Indonesia. Belum lagi kue serabi, klepon, kue lumpur, misro, onde-onde, getuk, kue putu, kue bikang, atau kue ku dan kue cucur.

Inilah cemilan khas masyarakat orang Indonesia dan sudah ada sejak lama sebelum restoran cepat saji masuk dan menjadi budaya baru masyarakat perkotaan. Bahkan di era modern saat ini, penganan yang dikenal sebagai jajanan pasar tetap tidak kehilangan penggemarnya. Beragam makanan tersebut menemani acara kumpul keluarga, atau bahkan rapat resmi.

Terdapat berbagai variasi pengolahan kue-kue jajanan pasar tersebut, namun secara umum kita dapat memdeskripsikan komposisi makanan tersebut. Kita sebaiknya berhati hati dengan jajanan pasar seperti cireng, combro dan gorengan ubi, tahu atau tempe. Cara pengolahan makanan dengan menggunakan minyak sangat panas, dan dicelup meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah. Apalagi bila minyak yang dipakai untuk menggoreng dipakai berulang-ulang. Sebaiknya hindari makan makanan seperti ini.

Makanan yang diolah dengan dikukus, direbus, atau setidaknya tidak digoreng dalam celupan minyak tentunya lebih aman dan relatif lebih sehat. Contohnya lemper, jajanan favorit dengan bahan utama beras ketan dan ini suwiran halus ayam ini kira kira memiliki komposisi 38% lemak, 45% karbohidrat, dan 18% protein. Baik untuk mengganjal rasa lapar, dan bagusnya untuk penderita kolesterol tinggi cara pengolahannya bukan dengan digoreng. Kenapa dikatakan relatif? Karena anda mesti ingat bahwa makanan apapun tetap mengandung kalori. Apalagi makanan “manis” seperti kue mangkok contohnya, yang walaupun tidak diolah dengan digoreng namun terbuat dari tepung beras, terigu dan gula pasir yang artinya mengandung kalori cukup banyak untuk ukuran cemilan.

Kita harus ingat bahwa sebenarnya bukan makan lemak atau gorengan yang membuat kita gemuk. Makan dalam jumlah berlebihlah yang membuat gemuk. Makan makanan seperti kue mangkok, putu atau onde-onde dalam jumlah berlebih atau sering juga, akan dapat menyebabkan penumpukan kalori berlebih jika tidak memperhatikan porsi makan total dalam sehari.

Penumpukan kalori berlebihan akan menyebabkan kegemukan atau gangguan regulasi gula darah. Kondisi ini akan menyebabkan penurunan kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kadar lemak darah ( trigliserida). Ini pula yang menyebabkan orang berusaha diet dengan mengurangi porsi makan besar (makan siang, makan pagi dan makan malam) namun sering makan cemilan jajanan pasar, tetap tidak berhasil menurunkan berat badan dan masih sulit mengendalikan kadar kolesterol.

Lalu apakah tidak boleh makan jajanan pasar? Tentu boleh makan jajanan pasar. Prinsipnya kalori yang anda makan, harus seimbang dengan kalori yang anda pakai. Praktisnya, saat sedang makan jajanan pasar tersebut biasakan makan setengah porsi dari apa yang anda inginkan. Biasakan berbagi dengan orang lain. Perhatikan porsi nya, batasi diri anda untuk sekedar mencicipi.

Bagikan Artikel Ini

Share your thoughts

Open chat
Tanya Dokter Vito
Hai, silakan tanya mengenai kesehatan anda ke dr. Vito dan VIPMED specialist team disini.