Sering Kesemutan, Tanda Kolesterol Tinggi?
Ada yang mengatakan kalau sering kesemutan, berarti kolesterolnya tinggi. Ini faktanya.
Orang dengan kolesterol tinggi lebih berisiko terkena penyakit jantung dan strok. Namun, kolesterol tinggi umumnya tidak memiliki gejala hingga terjadi strok atau penyakit jantung. Jika ada yang mengatakan kalau kolesterol tinggi memiliki tanda-tanda fisik, ini sebenarnya keliru.
Kolesterol tinggi baru menyebabkan gejala yang nyata saat terjadi pembentukan plak. Hal ini kemudian akan menyempitkan diameter pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah menjadi tidak lancar bahkan berkurang sehingga kebutuhan sel akan oksigen dan nutrisi menjadi tidak tercukupi. Bayangkan apabila hal ini terjadi pada sel otak dan jantung.
Jika kadar kolesterol ‘jahat’ berada dalam ambang yang tinggi, maka dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit. Suatu saat, hal ini dapat mengakibatkan pembuluh darah tersumbat total tiba-tiba, lalu terjadilah strok atau serangan jantung.
Lalu, bagaimana dengan sering kesemutan? Apakah ini artinya kolesterol tinggi? Jawabannya tidak. Tidak ada hubungannya antara sering kesemutan dengan kadar kolesterol tinggi.
Anggapan bahwa sakit kepala adalah pertanda kolesterol tinggi juga tidak benar. Sebenarnya, tidak ada bagian tubuh tertentu yang dapat menjadi pertanda adanya kadar kolesterol yang tinggi.
Kembali lagi mengenai kesemutan. Apabila kolesterol tinggi menyebabkan berkurangnya aliran darah pada kaki, maka yang timbul adalah rasa nyeri dan pegal ketika berjalan, bukan rasa kesemutan. Keluhan pegal atau nyeri pada betis ketika berjalan biasanya akan hilang saat istirahat.
Nah, daripada membahas mengenai tanda-tanda kolesterol tinggi yang memang tidak spesifik, lebih baik segera periksakan diri saja karena hanya itu satu-satunya cara untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh Anda.
Jenis-jenis kolesterol
Berikut ini kadar normal untuk jenis-jenis kolesterol dalam darah:
1. Kolesterol LDL
Kolesterol LDL (low-density lipoprotein) yang terlalu tinggi dapat menaikkan risiko penyakit jantung. Itulah sebabnya LDL disebut kolesterol ‘jahat’. Kadar LDL yang optimal adalah kurang dari 100 mg/dL. Jika kadarnya 160–189 berarti sudah tinggi.
2. Kolesterol HDL
Kolesterol HDL (high-density lipoprotein) disebut juga kolesterol ‘baik’. Makin tinggi angka, makin rendah risiko Anda terkena penyakit jantung. HDL 60 mg/dL atau lebih dianggap tinggi dan optimal. Dianggap rendah jika kurang dari 40 pada pria dan kurang dari 50 pada wanita.
3. Trigliserida
Kadar trigliserida yang tinggi terkait dengan risiko yang lebih tinggi terkena penyakit arteri koroner. Jumlah trigliserida kurang dari 150 mg/dL dapat dikatakan normal. Jika jumlahnya 200 mg/dL atau lebih, artinya trigliserida tinggi.
4. Kolesterol total
Total kolesterol darah adalah pengukuran dari kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan komponen lipid lainnya. Jika kolesterol total berjumlah kurang dari 200 mg/dL, ini masih termasuk normal. Dikatakan tinggi jika jumlahnya 240 mg/dL atau lebih.
Mencegah kolesterol tinggi
Kolesterol tinggi dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti:
- Teratur periksa kolesterol
Periksakan kadar kolesterol Anda setiap satu bulan sekali.
- Awasi asupan dan pola makan
Selalu sertakan sayuran dan buah dalam menu makanan sehari-hari.
- Nikmati hidup tanpa rokok dan minuman beralkohol
Rokok dan minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
- Giat berolahraga
Anda dapat melakukan olahraga yang dapat menstimulasi jantung. Contohnya aerobik (jalan kaki, joging, berenang, dan sebagainya) dan angkat beban.
- Kendalikan berat badan dan hindari stres
Keduanya sama-sama dapat memengaruhi naiknya kolesterol ‘jahat’.
- Awasi tekanan darah
Kadar kolesterol tinggi berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah. Karena itu, lakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
- Lengkapi dengan konsumsi makanan yang mengandung plant stanol
Plant stanol adalah bahan alami yang membantu menurunkan kolesterol ‘jahat’ dalam darah, dan sekarang tersedia dalam kemasan yang mudah didapat.
Sebagai kesimpulan, kolesterol tinggi umumnya tidak memiliki gejala yang spesifik. Kesemutan, sakit kepala, leher tegang, dan keluhan lainnya tidak bisa dijadikan patokan. Jika ingin mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh Anda, satu-satunya cara yang dapat Anda lakukan adalah dengan medical checkup.